IHSG Susah Tembus 6200 2 Faktor Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tidak akan bergerak banyak. Hal itu dipengaruhi oleh kekhawatiran akan tapering off dari bank sentral AS, The Fed, dan sentimen korporasi di China, Evergrande.

Liza Camelia Suryanata, Analis PT Henan Putihrai Sekuritas mengatakan bahwa tapering off mendapat perhatian dari banyak pihak, terutama investor yang khawatir dengan potensi dampak yang ditimbulkan terhadap pasar.

Tapering off merupakan pengurangan stimulus moneter yang dikeluarkan The Fed saat perekonomian sedang terancam dan membutuhkan banyak suntikan dana likuiditas.


Hal ini dilakukan The Fed dengan mengurangi ukuran program pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE).

Liza pun memprediksi IHSG berpotensi melemah dan tidak akan bergerak mendekati 6.200. Ia memperkirakan penurunan ini akan terjadi dalam jangka waktu menengah di mana IHSG akan berada di support (batas bawah) terdekat sekitar level 6.180.

"Kalau dilihat dari tren, jangka menengah, seandainya kita harus nyentuh level Rp 6.000, atau kita bisa ambil level Rp 6.000 sebagai support kuat, karena sekarang kita sideways memang masih harap-harap cemas untuk tembus 6.200. Kita mention itu impian kita untuk akhir tahun di angka 6.300 - 6.400. Cuma ini susah kan ini tembus 6180. Beberapa kali level 6.000 juga dicoba untuk support," kata Liza di InvesTime CNBC Indonesia, Senin (27/9/2021).

Pelemahan IHSG tersebut juga disebabkan oleh faktor lain, yakni perusahaan asal China Evergrande yang dihantam krisis likuiditas dan berdampak pada Indonesia.

Perusahaan bergerak di bidang investasi, dan pengelolaan properti real estate itu terancam gagal membayar utang senilai US$ 300 miliar atau sekitar Rp 4.275 triliun (kurs Rp 14.300/US$).

Krisis utang Evergrande China telah memberikan dampak ke berbagai saham dan bisnis sektor-sektor terkait. Ini juga dapat memicu penularan keuangan dan mengekang pertumbuhan ekonomi China yang mengguncang pasar global beberapa pekan lalu.

Sementara itu, dampak tapering off juga dapat berdampak pada sektor bisnis yaitu melalui impor karena potensi tekanan terhadap kurs dan potensi kenaikan suku bunga.

"Kemudian tapering off sudah managable karena kita sudah siap. Ini akan dilakukan secara bertahap. Mudah-mudahan kebijakan suku bunga rendah masih akan bertahan at least bisa bernafas lega sampai tahun depan," papar ia.

Pada perdagangan Rabu ini (29/9), IHSG ditutup naik 0,81% di 6.162 dengan nilai transaksi Rp 13,96 triliun. IHSG belum mampu menembus 6.200 yang pernah ditembus pada Agustus lalu.


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

0 Response to "IHSG Susah Tembus 6200 2 Faktor Ini Biang Keroknya"

Post a Comment