Mahasiswa UMK Bikin Aplikasi Silapos Bermanfaat Buat Pecah Kerumunan di Posyandu

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Tiga mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) membuat aplikasi Silapos agar  pos pelayanan terpadu (Posyandu) di masa pandemi tidak berkerumun.

Melalui aplikasi tersebut, warga bisa mendaftar dan pelayanannya dibagi per jam.

Biasanya pelayanan Posyandu di desa dilakukan seminggu sekali. Namun karena tidak dibagi per jam potensi timbul kerumunan.

"Dengan aplikasi ini kerumunan bisa dipecah, sehingga tidak ada kerumunan," kata Ketua Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat Safira Almanira Calista dari Prodi Sistem Informasi, Minggu (5/9/2021).

Baca juga: Disporapar Kendal Izinkan 9 Tempat Wisata Buka, Penerapan Protokol Kesehatan Terus Dipantau

Baca juga: Perkuliahan Tatap Muka Dimulai, UPGRIS Wajibkan Mahasiswa Keluar Ruang Setiap 60 Menit

Baca juga: Bupati Banjarnegara Jadi Tersangka di KPK, Ganjar Pranowo: Pemerintahan Tidak Boleh Terganggu

Misalnya, dalam satu hari ada sekitar 30 orang yang akan mendapatkan layanan Posyandu maka warga harus mendaftar lewat Silapos.

Agar tidak ada kerumunan, maka Silapos akan membaginya, misalnya pukul 08.00 sampai 09.00 untuk sepuluh pendaftar.

Lalu pukul 09.00 â€" 10.00 untuk sepuluh pendaftar berikutnya.

Dengan cara tersebut, maka tidak akan terjadi kerumunan seperti sebelumnya, sehingga bisa membantu menekan penyebaran Covid-19.

Namun warga tetap mendapatkan pelayanan Posyandu secara maksimal. 

Dari alasan itu, dia bersama dua temannya, Aldi Di Kurniawan dari Prodik Teknik Informatika dan Idha Rachmawati dari Prodi Akuntansi muncul ide pengabdian masyarakat dengan membuat program yang sinergis, komprehensif, aplikatif dan berkelanjutan dengan nama ‘apllication customer relationship for monitoring and empowerment dalam peningkatan efektivitas pada masa dan pasca pandemi di Posyandu Dersalam’.

Related Posts

0 Response to "Mahasiswa UMK Bikin Aplikasi Silapos Bermanfaat Buat Pecah Kerumunan di Posyandu"

Post a Comment