Terbang Tinggi Minyak Mentah Diramal Bakal Meroket 50
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah mencatat penguatan tajam di pekan ini, bahkan ke depannnya diramal akan terbang tinggi.
Melansir data dari Refinitiv, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) meroket 10,3% di pekan ini ke US$ 68,74/barel, sementara jenis Brent lebih tinggi lagi 11,5% ke US$ 72,7/barel. Keduanya mencatat penguatan mingguan terbesar sejak Juni 2020 lalu.
Kenaikan tajam tersebut sekaligus membalikkan kemerosotan pekan lalu. Saat itu WTI jeblok 9% dan Brent 7,6%, sekaligus mencatat pekan terburuk sejak Oktober tahun lalu.
Kemungkinan terjadinya gangguan produksi di Teluk Meksiko akibat badai Ida menjadi salah satu pemicu kenaikan minyak mentah.
"Trader membuat harga minyak mentah melesat tinggi sebagai antisipasi gangguan produksi di Teluk Meksiko dan ekspektasi OPEC+ akan menolak untuk menaikkan produksi mengingat ada risiko penyebaran virus corona delta dapat menurunkan permintaan minyak mentah," kata Edward Moya, analis di OANDA, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (27/8/2021).
Teluk Meksiko menyumbang sekitar 17% dari produksi minyak mentah di Amerika Serikat. Menurut laporan Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan Amerika Serikat, produsen minyak mentah sudah menghentikan produksi 91% produksinya di Teluk Meksiko sejak Sabtu kemarin, karena badai Ida sudah mendekat.
Jebloknya dolar AS juga membantu harga minyak mentah menguat. Ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, yang menyatakan tapering tidak terkait dengan kenaikan suku bunga membuat dolar AS merosot. Powell memang menyatakan akan melakukan tapering di akhir tahun ini, tetapi ketika tapering berakhir suku bunga tidak akan langsung dinaikkan.
Sementara itu Matt Maley, ahli strategi di Miller Tabak, melihat potensi meroketnya harga minyak mentah hingga 50% berdasarkan analisis teknikal.
"Minyak mentah terlihat membentuk pola Golden Cross pada grafik mingguan," kata Maley, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (26/8/2021).
Foto: CNBC InternationalGolden Cross terjadi ketika rerata pergerakan (moving average/MA) yang lebih kecil memotong MA yang lebih besar dari bawah ke atas. Dalam hal ini MA 50 memotong MA 200 pada grafik mingguan.
Maley mengatakan, sejak tahun 2009 hingga saat ini cuma ada 3 kali Golden Cross, yang kemudian diikuti dengan kenaikan harga yang tajam, sekitar 20% hingga 50%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
0 Response to "Terbang Tinggi Minyak Mentah Diramal Bakal Meroket 50"
Post a Comment