Sri Mulyani Akui Ketimpangan di Indonesia Masih Tinggi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan evaluasi pelaksanaan desentralisasi fiskal daerah menunjukkan masih terjadi ketimpangan. Hal ini ditunjukkan oleh masih banyaknya daerah yang tertinggal akibat belanja daerah belum optimal.
Ia menyebut, hingga saat ini, masih ada daerah yang akses air minum layaknya hanya 1,06 persen, yakni di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Capaian tersebut jauh tertinggal dari rata-rata nasional yakni 89,27 persen.
Padahal di sisi lain, ada tiga daerah yang memiliki akses air minum bersih 100 persen, yaitu Kota Magelang, Kota Tegal, dan Kabupaten Klaten.
"Akses air minum layak di beberapa daerah bisa mencapai 100 persen, misal Tegal, Magelang, Klaten. Tapi beberapa daerah seperti di Kabupaten Lanny Jaya hanya 1 persen penduduknya memiliki akses air minum layak," beber Ani, akrab sapaannya, pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (13/9).
Selain akses air minum, ia menyebut ketimpangan juga terjadi pada kebutuhan dasar lain, seperti pendidikan dan akses kesehatan.
Untuk pendidikan, ketimpangan tampak jelas dari Angka Partisipasi Murni (APM) SMP dan SMA di Kabupaten Intan Jaya Papua yang hanya 13,34 persen. Jauh di bawah rata-rata nasional yakni 70,68 persen.
Sedangkan capaian tertinggi APM mencapai 90,38 persen di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara. Soal kesehatan juga serupa. Ia melihat ada ketimpangan di mana ada daerah yang capaian imunisasi warganya hanya 5 persen, jauh dari nasional di level 50,34 persen.
Selain itu, tingkat kemiskinan penduduk juga timpang. Di Kota Tangerang Selatan dengan capaian terendah yakni penduduk miskin hanya 1,68 persen berbanding terbalik dengan Kabupaten Deiyai, Papua, dengan tingkat kemiskinan 41,76 persen.
"Secara nasional di 10,19 persen, daerah-daerah di mana penduduk miskinnya rendah seperti Tangerang Selatan bahkan waktu itu sempat 0 persen, sekarang 1,68 persen. Badung di Bali 1,78 persen, Kota Depok 2,07 persen," tandasnya.
[Gambas:Video CNN]
(wel/agt)
0 Response to "Sri Mulyani Akui Ketimpangan di Indonesia Masih Tinggi"
Post a Comment